Peristiwa menstruasi merupakan kejadian yang luar biasa dalam kehidupan
seorang gadis remaja. Tantangan dan komplikasi yang menyertai kejadian itu
sangat jarang diteliti, utamanya di lingkungan yang miskin sumber daya. Sebagai
suatu bentuk intervensi yang bertujuan meningkatkan kehadiran remaja putri di
sekolah, sangatlah penting upaya mengungkapkan bagaimana peristiwa menstruasi
dipahami dan dikendalikan para remaja putri dalam ruang lingkup sekolah.
Penelitian ini mencoba mengungkap pemahaman dan perilaku yang terkait dengan
mestruasi pada remaja putri di wilayah pedesaan Kenya.
Pengumpulan data dilakukan di 6 sekolah wilayah pedesaan, propinsi
Nyanza, bagian Barat Kenya. Mengunakan fokus grup diskusi, wawancara mendalam (indepth interview) dan catatan lapangan
berdasarkan pengamatan, peneliti mencoba mengumpulkan informasi dari 48 siswi
sekolah dasar dan 9 guru. Analisis sistematis dimulai dengan membaca transkrip
dan mengungkapkan catatan-catatan, yang diikuti dengan memberi kode manual
setiap catatan.
Fokus grup diskusi memberi kesempatan kepada siswi sekolah saling membagi
pengalamannya tentang menstruasi, apayang lazim dilakukan ketika mengalami
menstruasi dan mekanisme untuk mengatasinya. Para siswi rata-rata
mengekspresikan rasa takut, malu, terganggu dan bingung ketika mengalami
menstruasi. Perasaan ini sebagian besar terkait dengan rasa malu, merasa
menjadi korban stigmatisasi teman-temannya dan, sebagaimana dijelaskan oleh
para guru, persepsi bahwa kejadian menstruasi sebagai tanda datangnya “status
seksual siswi”. Diantara perilaku terkait menstruasi ,sebagian besar siswi mengaku
melipat, mengumpul atau menjahit kain, termasuk kain dari kaos atau baju,
potongan-potongan kain tua atau bagian bergaris-garis pada selmut tua. Mereka mengatakan
kain yang dipakai sering bocor dan menyebabkan lecet, yang membuat siswi sulit datang
ke sekolah. Perilaku dan praktek seputar menstruasi dibedakan menutur factor personal,
lingkungan dan perilaku.
Sebagai rekomendasi, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang
pilihan manajemen menstruasi yang praktis, berkelanjutan dan secara cultural dapat
diterima, dalam rangka mendukung program dan kebijakan untuk memberdayakan para
remaja putri dalam masa transisi menjadi wanita dewasa. Para pengambil
kebijakan yang terkait dengan masalah ini perlu memperhatikan mekanisme yang
sistematis menjelaskan kepada para gadis remaja tentang apa dan bagaimana
memanajemen menstruasi. Termasuk menyediakan pembalut yang sanitair atau
membimbing para gadis remaja bagaimana membuat pembalut yang sanitair.
- Judul Penelitian : ‘The girl with her period is the one to hang her head’ Reflections on menstrual management among schoolgirls in rural Kenya.
- Tim Peneliti : Shannon A McMahon, Peter J Winch, Bethany A Caruso, Alfredo F Obure, Emily A Ogutu and Richard D Rheingans.
- Publikasi : BMC International Health and Human Rights 2011,
- Tanggal Publikasi : 16 June 2011
- Download : http://adf.ly/4dwIi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar