Senin, 09 Januari 2012

Manajemen Menstruasi Pada Remaja Putri di Wilayah Pedesaan Kenya

Peristiwa menstruasi merupakan kejadian yang luar biasa dalam kehidupan seorang gadis remaja. Tantangan dan komplikasi yang menyertai kejadian itu sangat jarang diteliti, utamanya di lingkungan yang miskin sumber daya. Sebagai suatu bentuk intervensi yang bertujuan meningkatkan kehadiran remaja putri di sekolah, sangatlah penting upaya mengungkapkan bagaimana peristiwa menstruasi dipahami dan dikendalikan para remaja putri dalam ruang lingkup sekolah. Penelitian ini mencoba mengungkap pemahaman dan perilaku yang terkait dengan mestruasi pada remaja putri di wilayah pedesaan Kenya.

Pengumpulan data dilakukan di 6 sekolah wilayah pedesaan, propinsi Nyanza, bagian Barat Kenya. Mengunakan fokus grup diskusi, wawancara mendalam (indepth interview) dan catatan lapangan berdasarkan pengamatan, peneliti mencoba mengumpulkan informasi dari 48 siswi sekolah dasar dan 9 guru. Analisis sistematis dimulai dengan membaca transkrip dan mengungkapkan catatan-catatan, yang diikuti dengan memberi kode manual setiap catatan.
Fokus grup diskusi memberi kesempatan kepada siswi sekolah saling membagi pengalamannya tentang menstruasi, apayang lazim dilakukan ketika mengalami menstruasi dan mekanisme untuk mengatasinya. Para siswi rata-rata mengekspresikan rasa takut, malu, terganggu dan bingung ketika mengalami menstruasi. Perasaan ini sebagian besar terkait dengan rasa malu, merasa menjadi korban stigmatisasi teman-temannya dan, sebagaimana dijelaskan oleh para guru, persepsi bahwa kejadian menstruasi sebagai tanda datangnya “status seksual siswi”. Diantara perilaku terkait menstruasi ,sebagian besar siswi mengaku melipat, mengumpul atau menjahit kain, termasuk kain dari kaos atau baju, potongan-potongan kain tua atau bagian bergaris-garis pada selmut tua. Mereka mengatakan kain yang dipakai sering bocor dan menyebabkan lecet, yang membuat siswi sulit datang ke sekolah. Perilaku dan praktek seputar menstruasi dibedakan menutur factor personal, lingkungan dan perilaku.
Sebagai rekomendasi, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pilihan manajemen menstruasi yang praktis, berkelanjutan dan secara cultural dapat diterima, dalam rangka mendukung program dan kebijakan untuk memberdayakan para remaja putri dalam masa transisi menjadi wanita dewasa. Para pengambil kebijakan yang terkait dengan masalah ini perlu memperhatikan mekanisme yang sistematis menjelaskan kepada para gadis remaja tentang apa dan bagaimana memanajemen menstruasi. Termasuk menyediakan pembalut yang sanitair atau membimbing para gadis remaja bagaimana membuat pembalut yang sanitair.

  • Judul Penelitian : ‘The girl with her period is the one to hang her head’ Reflections on menstrual management among schoolgirls in rural Kenya.
  • Tim Peneliti : Shannon A McMahon, Peter J Winch, Bethany A Caruso, Alfredo F Obure, Emily A Ogutu and Richard D Rheingans.
  • Publikasi  : BMC International Health and Human Rights 2011,
  • Tanggal Publikasi : 16 June 2011
  • Download : http://adf.ly/4dwIi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar