Kamis, 29 Desember 2011

Prevalensi KDRT dan Faktor yang Terkait Dengan Kekerasan Fisik dan Psikologis

Banyak masalah kesehatan yang berhubungan dengan tindakan pelecehan dan pengabaian pada semua kelompok umur. Korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) harus dianggap sebagai kelompok pasien yang membutuhkan perhatian khusus.
Penelitian Multi center yang dilakukan di Slovenia ini bertujuan mengakses prevalensi KDRT pada pasien puskesmas, dan mengidentifikasi faktor yang berpengaruh pada terjadinya kekerasan fisik dan psikologis serta konsekuensinya (fisik, seksual dan reproduksi, psikologis) yang diperoleh dari rekam medis. Penelitian melibatkan 28 dokter keluarga di Slovenia tahun 2009.
Para dokter keluarga tersebut mewawancarai setiap keluarga ke lima yang berkunjung ke tempat praktek, tanpa membedakan jenis kelamin, tentang kemungkinan adanya tindak kekerasan dalam rumah tangga yang dialaminya, termasuk jenis kekerasan dan frekuensinya. Dari 840 pasien diwawancarai, 829 secara individu berhasil menyelesaikan wawancara (respon rate 98,7%), diantaranya terdiri dari 61,0% (n=506) wanita dan 39.0% (n=323) laki-laki. Mereka itu mewakili sampel random pengunjung dokter umum, berusia 18 tahun ke atas, berkunjung untuk memeriksa kesehatannya dan dilakukan pemeriksaan fisik, tidak termasuk kunjungan yang hanya untuk kepentingan administratif (tes kesehatan, misalnya). Dilakukan analisis multivariat binari logistik regresi untuk menentukan faktor-faktor yang terkait dengan terjadinya kekerasan fisik dan psikologis yang dialami.
Diantara 829 responden, 15,3% mengaku mengalami kekerasan dalam rumah tangga dalam periode lima tahun terakhir, 5,9% mengalami kekerasan fisik dan 9,4% kekerasan psikologis. Yang mengalami kekerasan psikologis 19,2% laki-laki dan 80,8% wanita, sedangkan yang mengalami kekerasan fisik 77,6% diantaranya wanita. Korban kekerasan fisik terbanyak wanita (p<0,001), berusia hingga 35 tahun (p=0,001). Prevalensi kekerasan psikologis lebih banyak bila dibandingkan kekerasan fisik. Pada kelompok responden wanita 20,0% mengaku selain mengalami kekerasan psikologis mereka juga sering atau terus-menerus mengalami kekerasan fisik, sementara pada kelompok responden laki-laki 8% mengaku selain mengalami kekerasan psikologis juga terkadang mengalami kekerasan fisik. Suami atau pasangan hidup diakui sebagai pelaku kekerasan dalam rumah tangga pada kelompok responden wanita, pada responden laki-laki pelakunya adalah anggota keluarga lainnya. Hasil analisis univariat jenis kelamin wanita dianggap sebagai faktor resiko mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Model regresi, menjelaskan 40% varians, memisahkan dua faktor yang terkait dengan kejadian kekerasan dalam rumah tangga : penyalahgunaan alkohol pada pasien (OR 4,7; 95% CI 1,54 – 14,45) dan pengangguran (OR 13,3; 95% CI 1,53 – 116,5).
Sebagai kesimpulan, sepanjang memenuhi desain penelitian ini, faktor-faktor yang diidentifikasi terkait dengan kekerasan fisik dan psikologis  dalam rumah tangga dapat dipakai sebagai determinan untuk meningkatkan kepekaan para dokter keluarga dalam mengeksplorasi prevalensi KDRT di wilayah tugasnya. Hasil penelitian terdahulu menunjukan sekurang-kurangnya prevalensi KDRT pada pasien pelayanan kesehatan primer di Slovenia 15%, dan faktor resikonya adalah jenis kelamin wanita.

  • Judul Penelitian : The prevalence of exposure to domestic violence and the factors associated with co-occurrence of psychological and physical violence exposure: a sample from primary care patients
  •  Tim Peneliti : Polona Selic, Katja Pesjak, Janko Kersnik
  • Publikasi  : BMC Public Health
  • Tanggal Publikasi : 4 Agustus 2011
  • Download naskah : http://adf.ly/4dwS1
Artikel Terkait :
  1. Kekerasan Seksual yang sering diderita ibu rumah tangga 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar