Jumat, 16 September 2011

Berbahayakah Suplemen Kalsium ?

“ Lebih dari 50 % wanita Indonesia kekurangan kalsium. Kekurangan kalsium dapat menyebabkan osteoporosis, keropos tulang…blablabla… Cegahlah sejak dini dengan minum susu kalsium tinggi. “ Kurang lebih demikian bunyi iklan susu yang memprovokasi pemirsa “ 50 % wanita Indonesia “ agar mengkonsumsi susu berkalsium tinggi. Benarkah kita perlu suplemen kalsium ? Tidak berbahayakah asupan kalsium yang berlebih bagi tubuh ?

Dari hasil riset terbaru yang dilakukan oleh Women's Health Initiative Calcium/Vitamin D Supplementation Study.[1] , suplemen kalsium ternyata bisa meningkatkan resiko terkena gangguan kardiovaskuler, kalsifikasi vaskuler, dan terbentuknya batu ginjal. Bahkan penelitian prospektif berskala luas yang dilakukan di Swedia, sebagaimana dipublikasikan dalam British Medical Journal [2] , sekalipun dikaitkan dengan kesehatan tulang, konsumsi suplemen kalsium berlebihan justeru merugikan. The Institute of Medicine (IOM)[3], awal tahun ini merilis pedoman diet kalsium dan merekomendasikan diet yang dianjurkan untuk kalsium baik yang diperoleh dari makanan dan suplemen adalah 1000 mg per hari untuk wanita dewasa hingga usia 50 tahun dan 1200 mg per hari bagi wanita dewasa yang berusia di atas 50 tahun.

The Institute of Medicine (IOM) juga menetapkan batas atas asupan kalsium bagi kelompok ini adalah 2000 mg per hari, mengingat resiko terbentuknya batu ginjal dan resiko kesehatan lainnya jika asupan kalsium terlalu tinggi. Penelitian terbaru yang diterbitkan dalam British Medical Journal meneliti hubungan antara asupan kalsium dan risiko patah tulang dan kesehatan tulang secara keseluruhan. Penelitian berskala luas ini melibatkan lebih dari 61.000 wanita, diikuti riwayat kesehatan tulangnya selama 19 tahun, dan menemukan total lebih dari 14.000 insiden patah tulang dan lebih dari 3800 insiden patah tulang pinggul. Karena riwayat kesehatan tulang diidentifikasi melalui register pasien, sehingga kekhawatiran adanya bias sangat minim.

Studi ini menunjukkan bahwa hanya para wanita yang asupan kalsium dalam diet kurang dari 750 mg sehari, yang memiliki peningkatan risiko untuk patah tulang, dan terbukti asupan kalsium yang berlebihan tidak memberi manfaat untuk kesehatan tulang atau mengurangi resiko patah tulang. Dan untuk itu ditetapkan ambang batas asupan kalsium yang bermanfaat. Para wanita yang asupan kalsium tertinggi (di atas 1100 mg per hari) memiliki sedikit peningkatan risiko untuk patah tulang pinggul.

Yang terpenting dari penelitian ini adalah asupan kalsium yang lebih moderat yang terbaik untuk kesehatan tulang dan jika berlebihan justeru berbahaya. Karenanya asupan kalsium yang direkomendasikan adalah 1000-1200 mg total hari. Dengan asumsi wanita akan mendapatkan sekitar 700 mg per hari dari sumber makanan saja, bila memerlukan suplemen kalsium idealnya tidak lebih dari 500-600 mg. Faktanya, banyak wanita yang mendapat asupan kalsium yang sangat tinggi , sering 1200-1500 mg per hari hanya dari suplemen saja.

Jika mengacu pada penelitian terbaru di British Medical Journal, asupan suplemen kalsium yang moderatlah yang bermanfaat bagi kesehatan tulang. Dan sebaiknya para wanita mencoba mencukupi asupan kalsium sebanyak mungkin dari makanan sehari-hari. Beberapa sumber kalsium makanan terbaik adalah produk susu rendah lemak dan sayuran hijau, makanan yang difortifikasi seperti jus buah dan sereal yang diperkaya, dan jenis ikan yang memiliki tulang-tulang di dalamnya, seperti sarden dan salmon kalengan. Dan alangkah baiknya jika menyempatkan waktu untuk membaca label makanan agar membantu Anda memahami kandungan kalsium yang ada pada produk makanan yang dibeli.

Referensi :

  1. Women's Health Initiative Calcium/Vitamin D Supplementation Study. Available at: http://www.nhlbi.nih.gov/whi/cad.htm Accessed June 15, 2011.
  2. Warensjo E, Byberg L, Melhus H, et al. Dietary calcium intake and risk of fracture and osteoporosis: prospective longitudinal cohort study. BMJ. 2011;342:d1473
  3. Institute of Medicine. Dietary reference intakes for calcium and vitamin D. Report brief, November 2010. Available at: http://www.iom.edu/~/media/Files/Report%20Files/2010/Dietary-Reference-Intakes-for-Calcium-and-Vitamin-vitamin%20D%20and%20Calcium%202010%20Report%20Brief.pdf. Accessed June 14, 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar