Senin, 04 Juli 2011

Minuman Energi Dapat Berdampak Serius Pada Kesehatan

Bila dicermati, banyak bermunculan berbagai iklan minuman energi yang menghiasi layar kaca TV kita, yang menawarkan berbagai “khasiat” dahsyat bila meminumnya. Tanpa disadari dampak iklan itu memicu keinginan untuk mengkonsumsi dalam jumlah terbatas karena tergoda rayuan maut sang bintang idola dalam iklan itu. Disisi lain, kurangnya penelitian dan regulasi yang terkait dengan minuman energi, ditambah lagi dengan laporan toksisitas dan konsumsi yang tinggi, berpotensi menimbulkan konsekuensi kesehatan berbahaya pada anak-anak, remaja, dan generasi muda, demikian menurut sebuah tinjauan literatur ilmiah dan sumber-sumber referensi dari media online internet.

Menurut laporan hasil penelitian Sara M. Seifert, BS, dari Departemen of Pediatrics dan Program Kedokteran Pediatric Integratif di University of Miami,dan rekannya Leonard M. Miller dari Sekolah Kedokteran di Florida, dalam sebuah laporan yang diterbitkan online 14 Februari 2011 dan di bulan Maret 2011 di jurnal Pediatrics.

Menurut ulasannya yang disusun berdasarkan survei mawas diri menunjukkan bahwa minuman energi dikonsumsi secara teratur oleh 30% sampai 50% dari anak-anak, remaja, dan dewasa muda. Pertanyaan yang diajukan pada penelitian yang menyasar kelompok ini adalah apakah minuman energi tidak memberikan manfaat terapeutik dan keterkaitannya dengan kemungkinan risiko yang menyebabkan gangguan kesehatan serius.
Menurut para peneliti minuman energi dikategorikan sebagai suplemen gizi, dan dilarang melebihi ambang batas 71 mg kafein per 12 fl.oz (kira-kira 1 kaleng) yang disetujui oleh US Food and Drug Administration (US FDA) sebagaimana yang ditetapkan untuk minuman bersoda soda, serta telah memenuhi standar uji keselamatan dan pelabelan yang sesuai kaidah-kaidah kefarmasian. Akibatnya, minuman energi dapat mengandung 75-400 mg kafein per kontainer, dengan adanya kafein tambahan yang tidak termasuk dalam total kandungan yang tercantum, yang berasal dari bahan tambahan seperti guarana, kola nut, mate yerba, dan kakao.

"Dari 5448 kasus overdosis kafein di Amerika Serikat yang dilaporkan pada tahun 2007, 46% terjadi pada kelompok umur kurang dari 19 tahun," kata sang peneliti.
Salah satu penelitian termasuk dalam kajian, yang dilakukan di Selandia Baru, menemukan bahwa rata-rata anak-anak, remaja, dan pria muda akan mengalami efek buruk terhadap kesehatannya jika dalam tubuhnya terdapat kandungan kafein 3 mg /kg Berat badansetelah mengkonsumsi 1 kaleng minuman energi.


Iklan, Perilaku Berisiko Overdosis
Para peneliti berpendapat bahwa iklan minuman energi yang menyasar kelompok usia muda dan perilaku berisiko berpotensi memicu kejadian overdosis kafein kelompok ini. Para peneliti merekomendasikan asupan kafein yang aman maksimum 2,5 mg /kg per hari untuk anak-anak dan 100 mg/hari untuk remaja, meskipun tingkat yang aman konsumsi bahan minuman energi lainnya belum ditetapkan.
Meskipun US Poison Centre-baru mulaimelakukan pelacakan toksisitas minuman energi, Jerman, Australia, dan Selandia Baru telah melaporkan adanya beberapa dampak yang merugikan berkaitan dengan konsumsi minuman energi. Hal itu termasuk kerusakan hati, gagal ginjal, gangguan pernafasan, agitasi, kebingungan, kejang, kondisi psikotik, mual, muntah, sakit perut, rhabdomyolysis, takikardia, disritmia jantung, hipertensi, infark miokard, gagal jantung, dan bahkan kematian.

Meskipun demikian,belum ada penelitian khusus tentang efek fisiologis individual dari masing-masing bahan pembuat minuman energi. Interaksi obat dan dosis-ketergantungan belum diketahui, meskipun laporan penelitian ini menyatakan bahwa bahan 5-hidroksi triptofan, vinpocetine, yohimbine, dan ginseng berpotensi untuk beinteraksi dengan obat-obatan tertentu, yang dapat mengakibatkan efek samping.

Seifert dan koleganya juga menjelaskan populasi risiko tinggi untuk mengalami dampak kesehatan yang merugikan dari konsumsi minuman energi, ini termasuk anak-anak, remaja, dan dewasa muda dengan gangguan jantung, gangguan perhatian defisit hiperaktif, gangguan makan, dan diabetes, dan orang-orang dalam pengobatan atau mengkonsumsi alkohol. Para peneliti juga mencatat bahwa kafein dalam minuman energi dapat mengganggu mineralisasi tulang selama periode kritis dari pertumbuhan tulang.
"Dalam jangka pendek, penyedia layanan kesehatan anak (pediatrics)perlu mewaspadai konsumsi minuman energi oleh anak-anak, remaja, dan dewasa muda dan potensi dampak bahayanya jika dikonsumsi tidak sesuai anjuran," para peneliti menyimpulkan.

Mereka menambahkan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan dosis maksimun yang aman,mengkaji dampak dari konsumsi minuman energi jangka panjang, dan lebih memahami efek kesehatan yang merugikan dari minuman energi. Selain itu, penyedia layanan kesehatan pediatrik harus menapis pola konsumsi, terutama pada populasi berisiko tinggi, dan mennyadarkan para keluarga tentang potensi dampak yang merugikan. Selanjutnya, sambil menunggu penetapan batas keamanan mengkonsumsi minuman energi , perlu ditetapkan regulasi yang sesuai yang penjualan dan konsumsi minuman energi, untuk untuk melindungi anak-anak, saran mereka.

Dalam sebuah wawancara telepon dengan Medscape Medical News, peneliti senior Steven E. Lipshultz, MD, dari University of Miami, mencatat bahwa penyedia layanan kesehatan anak, serta guru dan pelatih, harus memiliki informasi ini sehingga mereka dapat membimbing anak asuhnya.
"Kami benar-benar terkejut," kata Dr Lipshultz. "FDA menganggap minuman ringan dalam ketegori makanan, dan mengatur secara ketat isi dan pelabelannya, tetapi pada minuman energi diklasifikasikan sebagai suplemen makanan dan dengan demikian, tidak tunduk pada peraturan atau pengawasan setelah pemasaran yang sama," katanya.

"Pertanyaan tentang konsumsi minuman-minuman energi harus menjadi bagian rutin dari dokter anak ketika melakukan pemeriksaan sehingga mereka dapat mendiskusikan informasi terkaita minuman energi dengan orang tua dan anak-anak mereka," tambahnya.

Bahaya Kafein Jika Dikonsumsi Berlebihan.
Menurut komentator independen Dana M. Vieselmeyer, RD, LD, MPH, kelompok minat khusus diabetes, kesehatan dan manajemen berat badan dengan kelompok Praktisi Nutrisi Pediatrik dari American Dietetic Association, "kajian ini menyoroti bahwa konsumsi minuman energi melampaui bahaya konsumsi kafein berlebihan, terutama bagi anak-anak dan remaja, karena bahan tambahan yang dikandungnya dan bahaya yang belum diketahui akibat kombinasi kafein dan obat-obatan lainnya. Fakta bahwa tidak ada dosis aman yang diketahui dari salah satu bahan aditif, atau kafein, menimbulkan risiko. "

"Konsekuensi kesehatan jangka-panjang minuman energi konsumsi secara teratur pada anak dan remaja belum diketahui, tapi informasi yang kami miliki memberitahu kita bahwa minuman ini dapat memiliki efek yang berbahaya dan berpotensi fatal," katanya kepada Berita Medscape.
"Sampai dilakukan penelitian lebih lanjut,para dokter harus membuat praktek standar untuk mengakses konsumsi minuman energi ketika memeriksa pasien kelompok usia muda, dan juga untuk mendidik pasien dan keluarga tentang bahaya penggunaan minuman energi, dan menyarankan untuk menghindarinya," kata Vieselmeyer.

"Tinjauan ini memberikan sumbangan pengetahuan yang berarti tentang minuman energi," kata John P. Higgins, MD, dari University of Texas Medical School di Houston, yang kelompoknya juga melakukan kajian literatur serupa di topik ini. "Pemasar minuman energi menyasar laki-laki pada kelompok usia pra-remaja, remaja, dan muda," kata Dr Higgins Medscape Medical News. "Kenyataan bahwa seorang anak bisa berjalan ke sebuah toko kelontong atau supermarket untuk membeli dan mengkonsumsi nya. Sungguh mengerikan."
Menurut Dr Higgins, sebagai dokter, itu adalah "tugas kita sehari-hari untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan pasien dan meminimalkan risiko. Profesi medis, secara global, perlu mengingatkan pasien adanya bahaya minuman energi yang sekilas tampaknya tidak berbahaya dan terus melakukan advokasi untuk kontrol yang ketat atau penghapusan secara menyeluruh. "

Pediatrics. 2011;127:511-528

Tidak ada komentar:

Posting Komentar