Senin, 07 Februari 2011

Kesehatan Reproduksi Menurut Siklus Kehidupan

Pendekatan berdasar siklus hidup ditujukan untuk dapat memenuhi kebutuhan akan pelayanan kesehatan bagi seseorang sepanjang hidupnya, semenjak bayi sampai manula. Pendekatan ini. menekankan pentingnya perilaku untuk memperoleh pelayanan kesehatan selama hidup, perlunya penyediaan berbagai jenis pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan, khususnya untuk perempuan. Berdasarkan konsep ini sebenarnya pelayanan kesehatan reproduksi sudah harus dimulai semenjak masa pertumbuhan dalam kandungan sampai seseorang meninggal dunia.

Tahapan siklus kehidupan reproduksi :
  1. Bayi : Penentuan jenis kelamin sudah terjadi sejak saat pembuahan ketika satu sel telur yang masak dan dikeluarkan oleh indung telur (ovarium) dikelilingi oleh ratusan juta sel sperma dan kemudian salah satu sel sperma berhasil masuk menembus sel telur. Sel sperma inilah yang menentukan jenis kelamin hasil pembuahan atau embrio.
  2. Masa remaja : Hormon ekstrogen pada perempuan menyebabkan payudara menonjol, sedangkan hormon androgen pada laki-laki menyebabkan kumis tumbuh, ini merupakan ciri-ciri seks skunder yang berbeda antara perempuan dan laki-laki.
  3. Usia subur (15-49 tahun) : Fungsi alat reproduksi perempuan seperti rahim untuk mengandung hasil pembuahan (janin), vagina untuk jalan lahir bayi, dan payudara untuk menyusui (mengeluarkan air susu ibu) tidak dimiliki oleh laki-laki. Karena itulah maka dikatakan pertaruhan nyawa pada proses reproduksi, bila terjadi komplikasi pada kehamilan, keguguran dan persalinan, hanya dialarni oleh perempuan. Tetapi infeksi saluran reproduksi bisa terjadi pada perempuan maupun pada laki-laki. Risiko terkena penyakit menular seksual (PMS) timbul pada saat seseorang (perempuan atau laki-laki) mulai aktif seksual. Pada janin risiko tertular PMS seperti clamydia, gonore, sifilis dan lainnya, didapat lewat ibu yang mengandungnya.
  4. Masa menopause : Mendekati akhir masa subur (40-49 tahun); risiko rahim juga hanya ditemui pada perempuan, sedangkan pada laki-laki ditemui keganasan pada kelenjar prostat.Secara keseluruhan pelayanan kesehatan reproduksi berdasar siklus kehidupan yang dapat diintervensi melalui kegiatan-kegiatan pokok dalam program KB Nasional dapat digambarkan sebagai berikut :

Sesuai dengan hasil Lokakarya Nasional Kesehatan Reproduksi (1996), disepakati bahwa paket pelayanan kesehatan reproduksi dasar terpilih terdiri dari empat komponen utama yaitu :
1. Kesehatan ibu dan anak (Pelayanan KIA)
2. Keluarga Berencana
3. Kesehatan reproduksi remaja dan
4. Pengendalian penyakit menular seksual (PMS) termasuk infeksi Human lmmuno deficiency Virus (HIV), yang kemudian muncul sebagai kumpulan gejala Acquired Imuno Deficiency Syndrome (AIDS.


Bagi daerah yang sudah sanggup menyediakan paket kesehatan reproduksi yang memadai, dapat ditambahkan satu komponen pelayanan lagi yaitu paket pelayanan kesehatan reproduksi komprehensif, yaitu :

5. Pemeliharaan kesehatan pasca reproduksi antara lain melalui pemberdayaan pemeriksaan risiko keganasan dan kerapuhan tulang pada saat memasuki usia lanjut (misalnya menjelang menopause)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar