Angka Kematian Ibu (MMR) di Etiopia sangat tinggi, satu dari lima ibu melahirkan meninggal dunia karena berbagai sebab. Salah satu cara mengatasi masalah tersebut adalah menggunakan alat konstrasepsi untuk mencegah kehamilan dan mengurangi resiko kematian akibat aborsi yang tidak aman. Diantara pilihan alat kontrasepsi yang tersedia, emergensi kontrasepsi adalah pilihan yang tepat mengingat kemudahan penggunaan termasuk ketika pasangan lupa memakai kontrasepsi saat berhubungan seksual.Penelitian yang dilakukan di Etiopia ini mengukur pengetahuan, sikap dan perilaku menggunakan kontrasepsi emergensi pada wanita hamil yang mengunjungi klinik aborsi di rumah sakit khusus Jimma University.
Penelitian ini merekrut 89 wanita hamil yang berkunjung ke klinik aborsi untuk diwawancarai. Lebih dari separuh (48 orang) berasal dari wilayah perkotaan dan 41 orang dari wilayah pedesaan. 46 (51,7%) berstatus single. Diantara responden hanya 9 orang yang mengerti tentang kontrasepsi emergensi, 7 orang menyebutkan pil dan 2 orang menyatakan pil dan suntikan sebagai bentuk kontraspsi emergensi. Semua responden bersikap positif pada kontrasepsi emergensi namun sayangnya tak satupun yang menggunakannya.
Dari penelitian ini terungkap bahwa sebagian besar wanita hamil yang berkunjung ke klinik berusia 15 – 19 tahun.Pengetahuan dan praktek menggunakan alat kontrasepsi pada umumnya rendah, tetapi rata-rata mereka bersikap positif pada kontrasepsi emergensi.Mengingat terbatasnya pengetahuan mereka tentang kontrasepsi emergensi, menurut peneliti, perlu dilakukan promosi dan edukasi terarah tentang kontrasepsi emergensi, guna mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
Knowledge, attitude and practice of emergency contraceptive among womenwho seek abortion care at Jimma University Specialized Hospital, Southwest Ethiopia
Peneliti :
Tatek Tesfaye, Tizta Tilahun, Eshetu Girma
Publikasi :
BMC Women Health
Tanggal Publikasi :
12 March 2012
Download naskah disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar