Sabtu, 22 Januari 2011

Kekerasan Seksual Yang Dialami Ibu Rumah Tangga di Nepal


Kekerasan seksual menjadi isu penting dalam kesehatan masyarakat karena dampak buruknya bagi kesehatan dan sosial. Penelitian yang dilakukan oleh Ramesh Adhikari dan Jyotsna Tamang ini bertujuan untuk meneliti prevalensi kekerasan seksual yang dilakukan suami terhadap istrinya di Nepal dan karakteristik yang berkaitan dengan fenomena ini.
Penelitian ini menggunakan data dari hasil Survei crossectional tentan “Kekekerasan dalam Rumah Tangga “ yang dilaksanakan pada tahun 2009. Sejumlah 1.536 ibu rumah tangga diwawancarai guna mengetahui adanya kekerasan seksual yang dialaminya dan faktor-faktor penyebabnya. Hasilnya dianalisis bivariat dengan menggunakan uji Chi-Square untuk mengetahui keterkaitannya dan logistik regresi untuk menguji pengaruh beberapa variabel bebas terhadap kekerasan seksual.
Hasil penelitian menunjukan bahwa 3 diantara 5 ibu rumah tangga di Nepal (58%) mengalami berbagai bentuk kekerasan seksual yang dilakukan suaminya. Dari hasil analisis regresi logistik membuktikan bahwa status melek huruf (literacy) ibu, kekuatan (ibu) untuk mengambil keputusan terkait dengan pelayanan kesehatan, perbedaan usia suami-istri, konsumsi alkohol (oleh suami), sistem patrialkal secara signifikan berkaitan dengan terjadinya kekerasan seksual terhadap ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga yang melek huruf 28 % (adjusted Odd Ratio-nya 0,72) lebih rendah kemungkinannya mengalami kekerasan seksual dari suaminya dibanding ibu rumah tangga yang buta huruf. Ibu rumah tangga yang membuat keputusan bersama suami terkait dengan pelayanan kesehatannya 36 % (adjusted Odd Ratio-nya 0,64) lebih rendah kemungkinannya mengalami kekerasan seksual dari suaminya dibandingkan ibu rumah tangga yang keputusan yang terkait dengan pelayanan kesehatannya diputuskan oleh ibu/ayah mertua. Di sisi lain ibu rumah tangga yang suaminya berusia lima tahun lebih tua atau lebih cenderung lebih besar kemungkinannya mengalami kekerasan seksual dari suaminya (Adjusted Odd Ratio-nya, 1,33) dibanding yang sebaliknya, demikian pula ibu rumah tangga yang suaminya mengkonsumsi alkohol (adjusted Odd Ratio, 1,27). Sedangkan ibu rumah tangga yang suaminya menganut sistem patriarki cenderung mengalami kekerasan seksual dari suaminya (adjusted Odd-Ratio-nya, 7,2) dibandingkan yang non-patriarki.
Sebagai kesimpulan, penelitian ini membuktikan bahwa kekerasan seksual terhadap ibu rumah tangga masih umum terjadi di Nepal. Untuk mengatasinya perlu program yang fokus pada pendidikan dan pemberdayaan perempuan untuk mengurangi tindak kekerasan seksual dan melindungi kesehatan ibu dan hak asasinya. Selain itu perlu juga dilakukan kampanye anti alkohol dan penyadaran bagi para suami tentang isu kekerasan seksual dalam rumah tangga.


  • Judul Penelitian : Sexual coercion of married women in Nepal
    Peneliti : Ramesh Adhikari, Jyotsna Tamang
    Publikasi : BMC Women Health.
    Tanggal : 28 Oktober 2010.
    Download Artikel :    http://adf.ly/4dwnW
    ISSN : 1472-6874-10-31

Tidak ada komentar:

Posting Komentar